Laman

Senin, 21 Januari 2013

Semasa Kecil

Siang tadi saya dikejutkan oleh gambar dari tweet beberapa akun twitter yang beredar di linimasa saya. Di sebelah kiri gambar itu terlihat seorang anak perempuan berbaju pink, kepalanya mendongak ke atas, lengkap dengan mimik muka cemberut khas anak kecil. Sementara di sebelah kanan tampak seorang anak laki-laki yang mengenakan celana jeans dan baju berwarna kuning sedang memanjat semacam tower. Lalu di bawah gambar anak perempuan itu, tertulis sebuah judul "Cinta Ditolak, Murid SD Mau Bunuh Diri", lengkap dengan ulasan beritanya.
Seperti ini :


Bajinguk tenan. Di satu sisi terdengar lucu. Di sisi lain, miris.
Bayangkan, anak kecil seumuran itu sudah mengenal cinta kepada lawan jenis, dan dengan cara yang salah. Seharusnya di umur yang masih jagung itu mereka sedang sibuk-sibuknya menyesap cinta dari orang tua. Atau berkumpul bersama teman-temannya untuk bermain kelereng di halaman rumah, tembak-tembakan dengan pelepah pisang yang mereka bentuk sendiri sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah senapan, bersepeda mengelilingi kampung dengan sepeda yang di bagian rodanya diselipi kulit pohon bambu agar menghasilkan suara layaknya sebuah motor. Atau duduk khidmat di hadapan layar televisi menyaksikan acara kartun.

Rabu, 09 Januari 2013

Mahameru

"Barusan temenku, cah Mojokerto, SMS ngajakin ke Semeru. Ikut?"
"Kapan?"
"Long weekend Natal besok. Masih 1,5 bulan lagi."
"Siap!!"
Dari sinilah cerita dimulai.

Jumat, 21 Desember 2012
Sekitar pukul 9 malam, motor saya sudah terparkir rapi di penitipan motor depan Stasiun Lempuyangan, Jogja. Sambil menunggu Fauzi datang, saya mengecek ulang semua barang bawaan. Sengaja saya tak membawa barang banyak-banyak karena kebetulan 3 teman dari rombongan Mojokerto sudah membawa lengkap semua perlengkapan camping. Praktis, saya hanya membawa barang keperluan pribadi dan bahan makanan untuk beberapa hari ke depan. Bahkan, kamera DSLR saya tercinta pun tak saya bawa serta, cuma kamera pocket pinjaman dari Om Ud.

Tak lama, Fauzi datang dan memberi tahu saya bahwa ternyata ada rombongan lain di stasiun yang juga hendak mendaki Semeru. Mantap. Kami berdua bergabung dengan mereka.
Pukul 10, Gaya Baru Malam kami melaju.

Kamis, 03 Januari 2013

Rengekan Awal Tahun

Kembang api sudah padam, riuh terompet sudah redam. Sampah berserakan, k*nd*m berceceran. Kalender 11 tahun lalu dipajang kembali dengan sedikit pengubahan pada bagian pewarnaan angka dan catatan kaki di bawahnya.

Selamat tinggal, 2012!
Tahun yang benar-benar menguras kesabaran. Bagi saya, serta teman-teman yang lain tentunya.
Tak ada yang spesial. Sekadar hari demi hari yang bergulir dalam penantian tak pasti, yang bahkan sampai saat ini belum terlihat jelas ujungnya.

Em, sebentar. Ternyata ada satu hal yang layak dicatat tahun lalu : saya akhirnya pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang pintar meski hanya sebentar.
Lengkap sudah petualangan saya. Di kelas 3 SMP dulu saya menjalin hubungan dengan wanita yang bisa dibilang cukup religius. Lalu di kelas 1 SMA dengan wanita yang pandai memasak. Sampai-sampai saat ini dia menjadi juru masak di salah satu restoran di Jogja. Lanjut ke kelas 2 SMA, dengan wanita yang cakap menulis. Kabar terbaru yang saya tau, dia sekarang baru saja lulus kuliah jurusan komunikasi. Yang keempat dan paling lama, dari kelas 3 SMA sampai kuliah tingkat 3, dengan wanita yang putih, cantik, dan berkacamata. Terakhir, awal tahun lalu, dengan wanita yang pintar dalam hal akademik.
Mission accomplished!!

Selamat datang, 2013!
Tahun yang baru. Dan seperti biasa, saya menaruh harapan-harapan baru. Meski tanpa melakukan ritual-ritual seperti orang-orang pada umumnya. Entah itu dengan meniup terompet, menyalakan kembang api, bebakaran, atau mengetik serangkaian resolusi lalu mem-publish-nya melalui tombol 'tweet'.