Laman

Jumat, 21 Desember 2012

Lagi-lagi tentang Semeru

Semeru. Semeru. Semeru..
Sepertinya gunung tertinggi di Pulau Jawa ini sedang menjadi bahan pembicaraan yang renyah di mana-mana. Di facebook, di twitter, di blog, di kantor. Semuanya ngomongin Semeru.

Apalagi setelah di tanggal cantik 12-12-12 kemarin film '5cm' mulai tayang di bioskop. Makin ramai. Entah itu yang menilai positif film ini maupun yang negatif. Wajar. Di mana pun, sampai kapan pun, dalam hal apa pun, pasti ada 2 kubu seperti itu.
Selalu ada bayangan setiap kali ada cahaya. Kan gitu.

Saya sendiri malah baru nonton filmnya Minggu malam kemarin. 4 hari setelah premiere. Atau, tepat di tanggal yang sama di mana 43 tahun lalu Soe Hok Gie meninggal di Semeru, 16 Desember.

Mengenai film '5 cm' ini, jika boleh menilai, saya lebih cenderung menyukai film ini. Terlepas dari memang ada beberapa kekurangan atau kesalahan fatal dalam hasil jadi maupun proses pembuatan film ini. Alasan saya sangat subjektif sih sebenarnya, karena memang saya ga tau masalah yang beginian.

Pertama, saya punya kenangan kecil yang terselip di antara lembar demi lembar halaman '5 cm' ini ketika masih berupa buku bersampul hitam simpel ini. 5 tahun lalu. Ah, skip.

Kedua, pemerannya keren-keren. Biar saya sebutkan.  Herjunot Ali, Fedi Nuril, Denny Sumargo, Igor Saykoji, Raline Shah, Pevita Pearce. Dua nama terakhir memang pantas menjadi nilai plus untuk diperhitungkan. Siapa sih yang berani meragukan kecantikan Raline atau keseksian Pevita?

Ketiga, film ini tentang Semeru. Salah satu dari 3 gunung yang sejak SMP dulu pengen sekali saya daki, bersama Gunung Anak Krakatau dan Gunung Rinjani.

Lagi-lagi tentang Semeru.
Beberapa minggu lalu Fauzi diajak oleh temannya —yang juga suka berpetualang— untuk mendaki Semeru pas long weekend Natal. Saat itu saya dan Fauzi bersama teman-teman yang lain sedang makan siang di Colombo. Ketika mendapat SMS ajakan dari temannya itu, Fauzi langsung mengajak saya untuk ikut serta.

Keinginan lama, pas ada duit, dan ada waktu cukup. Semua syarat untuk mengiyakan sudah terpenuhi. Spontan saya jawab, "SIAP!!!".
Kalau saja hidup saya suatu saat nanti difilmkan, di bagian ini harus dilengkapi efek zoom in perlahan di bagian mata yang berbinar dan dengan backsound intro lagunya The S.I.G.I.T yang New Generation.

Rencana ini sempat hampir saja batal karena secara mendadak kami mendapat kabar bahwa pendakian Semeru untuk bulan Desember ini ditutup lantaran cuaca yang kurang bersahabat. Lemes.
Tapi alhamduliLlah, selang beberapa waktu kemudian ada kabar bahwa pendakian telah dibuka kembali meskipun hanya sampai Kalimati dan kemungkinan terjadinya badai di sepanjang jalan.

Bukan hidup namanya kalau kisahnya lempeng-lempeng aja. Rencana ini hampir batal lagi. Kali ini cuma saya. Engkel kaki kiri saya terkilir dan bengkak akibat cedera waktu tanding futsal Rabu malam kemarin. Persis di bagian yang juga terkilir ketika di Nglanggeran.

Jangan sebut saya Heru Irfanto kalau dengan halangan seperti itu aja sudah menyerah. Seperti biasa, saya selalu men-sugesti positif diri saya. Aal iz well..

Akhirnya, dengan berbekal restu dan doa dari kedua orang tua saya, malam nanti saya dan Fauzi mengawali perjalanan kami menuju Semeru.
BismiLlah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar