Laman

Senin, 31 Desember 2012

Lamunan dari Balik Kaca Jendela

Ijinkan saya memberi prolog dengan sedikit berbagi imajinasi.

Dalam tatanan semesta ini saya sering membayangkan seperti ini : langit sebagai seorang ayah, dan bumi sebagai seorang ibu. Sementara hujan, adalah sekumpulan sperma langit yang berlomba masuk ke rahim bumi.

Ketika sperma-sperma langit itu berhasil masuk ke dalam rahim bumi, ketika itulah 'makhluk-makhluk' baru terlahir. Sebutlah petrichor. Atau tunas tetumbuhan. Atau sajak-sajak para pujangga. Bisa juga lahirnya kembali ingatan pada kenangan masa lalu. Pun lelaguan para seniman musik.

Yang terakhir saya sebut, barangkali itu yang menjadi alasan beberapa teman untuk membuat daftar #10LaguYangDidengarkanKalaHujan, lalu mengajak saya ikut serta. Seru juga, pikir saya. Karena memang sedari dulu saya memiliki playlist khusus untuk menjamu hujan.

Dengan basis wawasan dan kapabilitas bermusik yang masih sangat ecek-ecek serta pertimbangan yang sarat subjektifitas, perkenankan saya turut serta memamerkan mixtape yang saya beri judul Lamunan dari Balik Kaca Jendela ini.



1. Pongki Barata - Aku Milikmu (Malam Ini)
Entah. Lagu inilah yang pertama kali terbersit di pikiran saya ketika beberapa waktu lalu Gita dan Galih mengingatkan saya pada janji untuk ikut serta membuat daftar kompilasi #10LaguYangDidengarkanKalaHujan.

Bersama Jikustik ataupun ber-solo karir, saya tak pernah ragu pada seorang Pongki Barata dalam hal meracik atau sekadar menyajikan ulang sebuah lagu sendu pengiring rintih kala hujan merintik. Tak terkecuali yang satu ini..
Ku pikir kau sudah melupakan aku
Ternyata hatimu masih membara untukku
.....
Aku milikmu malam ini
Kan memelukmu sampai pagi
Tapi nanti bila ku pergi
Tunggu aku di sini
Coba saja kamu dengarkan lagu ini sembari membayangkan suatu malam yang basah dan sebuah pertemuan tak terduga dengan dia yang telah lalu.

2.  Peterpan - Tak Ada yang Abadi
Mungkin saya termasuk orang yang terlau mainstream karena menyukai lagu-lagu Peterpan. Hampir semua lagu mereka saya suka. Dari saat Ariel masih berambut panjang belah tengah dan memakai kaos tanpa lengan hingga saat dia berambut pendek belah pinggir dan mengenakan kaos Greenlight akhir-akhir ini.

Dan Tak Ada yang Abadi ini adalah masterpiece mereka, menurut saya. Sering saya dibuat merinding mendengarkan 'pesan terakhir' dari Ariel yang diiringi permainan piano yang pilu itu.
Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu
Tapi, sebentar. Bukan perpisahan antara sepasang kekasih yang saya bayangkan, melainkan perpisahan antara seorang ayah yang mulai merenta dan putranya yang beranjak dewasa.
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti 

3. Alter Bridge - Watch Over You
Dengan mantap, saya memilih lagu ini untuk dimasukkan dalam daftar 10 lagu yang patut didengarkan kala hujan. Tak ada keraguan sedikitpun.

Kalau dihitung-hitung, bisa jadi Watch over you adalah lagu yang paling sering saya dengarkan sejak tanggal 12 Desember 2010 lalu. Saat hujan baru sadis-sadisnya. Saat perpisahan datang di waktu yang tak seharusnya.

Liriknya brengsek banget. Saking brengseknya, pengen sekali saya kutip semua lirik lagunya di sini. Tapi daripada kepanjangan, biar saya kutip bagian ini saja.
Who is gonna save you when I’m gone?
And who’ll watch over you when I’m gone?
Selebihnya, silakan dengarkan sendiri lagunya bersama genangan sisa hujan sore hari dan kenangan yang tak pernah sudi jauh berlari.

4. Placebo - Happy you're Gone
Jujur, saya cuma tau beberapa saja lagu dari band rock alternatif asal London ini. Dan Happy you're gone adalah lagu dari Placebo yang paling sering saya dengarkan, sepaket dengan Watch over you milik Alter Bridge.

Tak ada intro yang mengawali lagu ini. Hanya suara vokal yang lirih tapi menyayat begitu dalam dari seorang biseksual bernama Brian Molko dengan diiringi instrumen pelan dari kedua rekannya.
Breathe me everytime you close your eyes
Taste me every time you cry
This memory will fade away and die
Just for today, breathe me and say goodbye
Lalu di bagian chorus sontak semua personil band ini seperti berontak meluapkan segala kegetirannya yang tak tertahankan lagi. Mengamuk sekuat tenaga. Sampai akhirnya, tetap saja hanya bisa bilang "goodbye".
See me in the eyes of another's child
Turn away when you see me walkin' by
Once in a while this melody will fade away and die
Just for today, breathe me and say goodbye
Ah, selamat merayakan kesendirian!

5. Club 80's - Dari Hati
Suatu ketika hujan yang turun dengan tiba-tiba dan sangat deras memaksamu menghentikan perjalanan berdua dengan sahabat yang diam-diam kamu cintai. Lalu kalian menepi ke sebuah emper toko. Dalam hati, kamu berdoa supaya hujan tak tergesa mereda agar bisa lebih lama berdua, memasrahkan diri pada sihir hujan.
ku ingin kau menjadi milikku entah bagaimana caranya
Bahkan sekalipun hujan hanya tinggal menyisakan gerimis tipis, kamu enggan beranjak. Setidaknya, sampai lagu ini selesai terlantun, dalam hati.

6. Def Leppard - Two Steps Behind
Sebutlah saya sebagai seorang yang biadab. Saya hanya tau satu lagu ini jika diajak berbincang mengenai Def Leppard. Itu pun baru sejak sekitar 2 tahun lalu ketika Compromised Ego membawakannya dengan syahdu. Dan saya langsung jatuh cinta.
Whatever you do, I'll be two steps behind you
Wherever you go, and I'll be there to remind you
That it only takes a minute of your precious time
To turn around, I'll be two steps behind
Tetapi, seperti ada sesuatu yang kurang sreg ketika mendengarkan lagu ini tanpa diiringi suara gemericik hujan. Atau sebaliknya, justru hujan lah yang kurang komplit tanpa lagu ini untuk menemani lamunan.

7. Captain Jack - Pahlawan
Pahlawan adalah lagu kedua yang mampu membuat saya jatuh hati pada Captain Jack setelah Sempurna. Melalui lagu ini, mereka mengingatkan kepada saya bahwa hujan juga serupa terali besi penyekat antara kita dengan dunia luar. Dengan begitu kita bisa mengasingkan diri, merenungi segala tetek bengek persoalan hidup yang barangkali memang hanya kita sendiri yang bisa mengerti dan mengatasi.
Ku tak butuh pahlawan
Ku tak butuh penyelamat hidup
Yang ku butuhkan waktu tuk sembuhkan semua luka.

8. Efek Rumah Kaca - Jatuh Cinta Itu Biasa Saja
Sebagian besar orang pasti lebih sepakat kalau Desember lah yang layak dimasukkan dalam daftar ini. Saya pun mengamininya. Tapi biarkan saya sedikit berbeda kali ini. Karena memang lagu inilah yang paling saya suka untuk didengarkan saat hujan tiba.
Kita berdua hanya berpegangan tangan, tak perlu berpelukan
Kita berdua hanya saling bercerita, tak perlu memuji
Kita berdua tak pernah ucapkan maaf, tapi saling mengerti
Kita berdua tak hanya menjalani cinta, tapi menghidupi
Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu, jatuh cinta itu biasa saja
Saat cemburu, kian membelenggu, cepat berlalu, jatuh cinta itu biasa saja
Hujan sore hari, percakapan hangat dengan kekasih tercinta, dan lantunan lagu ini. Ah, selamat jatuh cinta!

9. Revolvere Project - Apologia untuk Sebuah Nama
Melalui karya kedua mereka, Revolvere Project yang beranggotakan 3 seniman lintas bidang —Fahd Djibran (penulis), Fiersa Besari (musisi), dan Futih Al Jihadi (seniman visual)— ini mampu memberi saya satu alasan baru untuk merenung bersama bisikan-bisakan hujan. Ibu.
hari pun terus berlalu tak terasakan olehku
ku telah sering melukai hatimu
namun kau sabar menunggu, terus berdoa untukku
kapankah ku akan sadar hal itu
maafkan aku membuat menangis sendu
ku tak bermaksud mengecewakanmu 
Bergegaslah, perjuangkan bahagianya!

10. Sherina Munaf - Simfoni Hitam
Orang yang kita cintai adalah orang yang paham betul bagaimana membuat kita tersakiti. Sinna Sherina Munaf melakukannya dengan sangat bengis kepada saya kali ini.

Saya pernah merasa jatuh cinta pada gadis berusia 22 tahun berdarah Minang ini. Bahkan sebelum saya mengerti apa itu jatuh cinta. Dan melalui Simfoni Hitam, Sherina selalu berhasil membuat saya tertunduk lesu di sisa-sisa lamunan malam.
Malam sunyi kuimpikanmu, kulukiskan cita bersama
Namun s'lalu aku bertanya, adakah aku di mimpimu
Di hatiku terukir namamu, cinta rindu beradu satu
Namun s'lalu aku bertanya, adakah aku di hatimu
Coba saja dengarkan lagu ini di suatu malam yang basah dan harapan yang mulai resah. Duh..

Bonus tracks :
1. Payung Teduh - Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan
2. La Luna - Lara Hati
3. Avenged Sevenfold - Warmness on the Soul
4. The Red Jumpsuit Apparatus - Your Guardian Angel
-o0o-

Catatan :
- penomoran ga serta merta menunjukkan ranking.
- untuk menengok daftar #10LaguYangDidengarkanKalaHujan lain, bisa ke blognya Galih, blognya Gita, tumblr-nya Fahrur, dan beberapa dari teman lainnya di sini dan di sini.

5 komentar:

  1. nomor 1 & 3 itu #nggerus sekali :( heru memang layak disebut pangeran galau

    BalasHapus
    Balasan
    1. syudah 2013. sepertinya sudah saatnya saya melepas tahta itu. :|

      Hapus
  2. Heru jebule emo tenan cah (-\\\)

    BalasHapus
  3. fav ku nomer pitu *toss* *mbenakke rambut emo* (-_\\\)

    BalasHapus