Laman

Senin, 21 Januari 2013

Semasa Kecil

Siang tadi saya dikejutkan oleh gambar dari tweet beberapa akun twitter yang beredar di linimasa saya. Di sebelah kiri gambar itu terlihat seorang anak perempuan berbaju pink, kepalanya mendongak ke atas, lengkap dengan mimik muka cemberut khas anak kecil. Sementara di sebelah kanan tampak seorang anak laki-laki yang mengenakan celana jeans dan baju berwarna kuning sedang memanjat semacam tower. Lalu di bawah gambar anak perempuan itu, tertulis sebuah judul "Cinta Ditolak, Murid SD Mau Bunuh Diri", lengkap dengan ulasan beritanya.
Seperti ini :


Bajinguk tenan. Di satu sisi terdengar lucu. Di sisi lain, miris.
Bayangkan, anak kecil seumuran itu sudah mengenal cinta kepada lawan jenis, dan dengan cara yang salah. Seharusnya di umur yang masih jagung itu mereka sedang sibuk-sibuknya menyesap cinta dari orang tua. Atau berkumpul bersama teman-temannya untuk bermain kelereng di halaman rumah, tembak-tembakan dengan pelepah pisang yang mereka bentuk sendiri sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah senapan, bersepeda mengelilingi kampung dengan sepeda yang di bagian rodanya diselipi kulit pohon bambu agar menghasilkan suara layaknya sebuah motor. Atau duduk khidmat di hadapan layar televisi menyaksikan acara kartun.


Sewaktu SD dulu, saya memang sudah mengenal perasaan tertarik kepada lawan jenis (terlalu terburu-buru kalau disebut cinta), tapi tetap saja ga se-ekstrim anak kecil di gambar itu. Cuma sekadar tertarik, ga berani lebih. Dan perasaan itu pun sama sekali ga menguasai pikiran saya. Yang ada di pikiran saya waktu itu ya main dan nonton kartun di televisi.

Jadi ga usah heran kalau sampai sekarang permainan semacam : kelereng, gobak sodor, sundah mandah, benthik, dan lain-lainnya masih membekas di ingatan saya. Pun acara kartun seperti : Dragon Ball, Doraemon, Makibao, Hunter X Hunter, Slam Dunk, Nube, Dr Slump, Digimon, Hikaru No Go, Shoot, Conan, Sailor Moon.

Kebetulan, semalam sembari menonton tayangan Liga Inggris, saya teringat salah seorang tokoh karakter kartun idola saya, Hisoka dalam anime Hunter X Hunter. Lalu, saya iseng nyoba bikin sketsa gambarnya dengan sisa-sisa ke-tidak-tahu-diri-an bahwa saya ga punya bakat menggambar meskipun pernah hampir tersesat di jurusan Arsitektur ketika kuliah. Jadinya ya cuma begini :


Anak-anak zaman sekarang mungkin yang paling berkesan di masa kecilnya malah para tokoh sinetron bergenre romansa atau yang di luar nalar manusia. :p

Balik ke cerita awal : gambar dan berita di koran tadi. Ketika saya memperlihatkannya kepada salah seorang teman saya di kantor, spontan dia berceletuk,
"Ming ditolak kok ndadak bunuh diri barang, aku sing 22 tahun jomblo we selow kok."
Oke, celetukan dari dia memang ga kalah bajinguk daripada kisah lope-lopean dua anak kecil tadi. :|

2 komentar:

  1. ilustrasinya ngena bgt itu ru.. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. pertanyaannya, bagaimana bisa seorang Dewa Made Cakrabuana Aristokra bisa nyasar di tempat ini?

      Hapus